Lilypie 2nd Birthday Ticker
Lilypie 1st Birthday Ticker

Friday, April 25, 2008

Boleh ngebut

Hari ini Ayah jemput Bunda ke Bandara. Karena Bunda sampainya malam, Ayah nggak ajak anak-anak. Ayah jalan dari kantor setelah 3 in 1 selesai. Jalanan cuma macet sampai semanggi. Setelahnya lancar sekali. Bahkan tol dalam kotanya kosong.

Di jalan Ayah telepon rumah, mau bilang bahwa Ayah mau jemput Bunda. Dhiyaa yang angkat. Begitu tau bundanya mau pulang, Dhiyaa bilang bahwa besok sebelum mandi mau main pasir sama Ayah dan Bunda. Terus sebelum tutup telepon Dhiyaa bilang kalau Ayah boleh ngebut. Heh?! Ayah sampai bingung terus minta Dhiyaa mengulangi lagi ucapannya. Jawabannya sama, "Ayah boleh ngebut kok".

Hahaha. Ayah inget. Minggu lalu waktu pulang setelah anter Bunda ke bandara, Dhiyaa di jalan sempet nangis dan protes terus serta minta Ayah untuk nggak ngebut. Ayah sih waktu itu sebetulnya nggak ngebut. Tapi jalanannya memang rusak. Anyway, waktu itu Ayah jelaskan ke Dhiyaa bahwa jalanannya yang rusak dan Ayah nyetirnya pelan. Terus Ayah jelaskan bahwa kalau Ayah yang nyetir, artinya Ayah yang in-charge (really, I said: Ayah yang in-charge) dan Dhiyaa di belakang saja duduk dengan baik. I guess it's because of this makanya Dhiyaa hari ini bilang Ayah boleh ngebut. :) Malu dehh.....

Tuker tiket, naik pesawat ke Itali

Hari Sabtu lalu Ayah, Dhiyaa dan Akhyaar anter Bunda ke airport Soekarno Hatta. Hari itu Bunda akan terbang ke Itali dalam rangka training. Ini adalah kali pertama Bunda berangkat ke Eropa. Untung nggak telat. Di jalan macet sekali, khususnya tol dalam kota dari Senayan sampai Tomang. Deg-degan juga, jangan sampai gagal ke Itali gara-gara macet tol dalam kota. Alhamdulillah kita bisa sampai dan sempet makan dulu di bandara.

Setelah ber bye bye ria dengan Bunda, Ayah dan anak-anak pulang bertiga. Yang paling repot adalah waktu gendong Akhyaar dari tempat keberangkatan ke tempat parkir. Ayah baru sadar bahwa Akhyaar sudah berat sekali. Atau mungkin karena jarak gendongnya jauh ya? Pengennya sih Akhyaar digandeng aja, tapi karena langitnya gelap banget mau hujan, akhirnya Ayah memutuskan untuk menggendong Akhyaar. Car seat untuk Akhyaar sudah di-set dan Akhyaar sangat kooperatif sekali, mau duduk di car seat. Dhiyaa duduk di belakang menemani Akhyaar. Nggak lama setelah keluar tempat parkir, hujan turun lebat sekali. Duh, Alhamdulillah. Untung kita sudah ada di mobil.

Di jalan anak-anak kooperatif banget. Akhyaar langsung tidur (karena adem kali yah). Kalau Dhiyaa terus bercerita bahwa Bunda masuk pintu pesawat. Ayah, karena sedikit merasa terganggu dengan ceritanya Dhiyaa, meluruskan bahwa Bunda masuk pintu, kemudian tukar tiket, baru kemudian masuk pesawat. Oke, kemudian Dhiyaa mulai bercerita yang lain.

Besoknya, ketika bangun Dhiyaa bercerita lagi. Kali ini sudah hampir match dengan proses boarding. :) Dhiyaa bilang bahwa Bunda sudah masuk pintu, terus tuker tiket, terus naik pesawat. Kalau ditanya Bundanya kemana? Dhiyaa bilang, "Ke Tali...." (Ke Itali maksudnya).

Ke KRB Lagi

Ya.

Bulan April ini Ayah dan Bunda ambil cuti 2 hari (Kamis dan Jumat) untuk ajak Dhiyaa dan Akhyaar jalan-jalan. Maunya sih tamasya ke Bali. Tetapi, keinginan ke Bali harus dipending dulu karena persiapan yang kurang matang. Maybe next time kalau dana dan waktu persiapannya cukup bisa jalan-jalan ke Bali ber-4. Asik kali ya main-main di pantai? :)

Anyway, hari Rabu malam Bunda sudah siapkan bawaan anak-anak. Dhiyaa dan AKhyaar sudah di-brief sama Bunda bahwa kita akan jalan-jalan ke Taman Safari. But before that, kita akan singgah dulu di Kebun Raya Bogor (KRB). Hari Kamis pagi kita sudah siap. Setelah anak-anak (dan Ayah serta Bunda) makan pagi, kita mulai jalan-jalannya. Jam 8 pagi tol TB Simatupang di hari kerja lumayan padat. Setelah lewat pintu keluar Fatmawati, jalan lengang sekali. All the way to Bogor. Di tengah jalan Akhyaar sempat tidur. Kalau Dhiyaa nggak tidur, masih asik ngobrol dan lihat keluar. Jam 9 kurang kita sudah sampai di Bogor. Ternyata kalau hari kerja hanya pintu 1 yang dibuka. Kebetulan, jadi Dhiyaa dan Akhyaar bisa lihat rusa di Istana Bogor dari luar. Dhiyaa dan Akhyaar kayaknya masih kaget lihat rusa yang lumayan banyak jumlahnya (mungkin mereka sedang membayangkan punya jumlah rusa yang sama dan dilepas di taman komplek? :) ).

Sebelumnya Dhiyaa dan Akhyaar pernah berkunjung ke KRB. Tapi waktu itu Akhyaar masih bayi banget, masih 2 bulan. Jadi waktu tahun lalu yang minta beli bola cuma Dhiyaa. Tapi tahun ini keduanya minta beli bola. :) Ternyata harganya masih sama, Rp. 8,000 per buah. Oh ya, sebetulnya mungkin yang paling seneng jalan ke KRB pagi hari adalah Ayah. It's just so great. Tamannya luas banget dan cuacanya sangat cerah. Di KRB kita main bola sampai Dhiyaa cape. Kalau Akhyaar? Nggak bisa di-stop! Mesti diangkat dan ditaruh di kursi taman untuk makan sebelum kita lanjut ke Taman Safari. Oh ya, hari ini KRB nggak ramai. Cuma kita dan beberapa group playgroups dan SD.

Kita jalan dari KRB sekitar jam setengah sebelas. Di Taman Safari juga nggak terlalu banyak mobil. Sebelum beli tiket kita sempetin dulu beli beberapa ikat wortel buat diberikan ke hewan (which i regreted later, sorryyy......). Di dalam Taman Safari, karena sepi, kita bisa berlama-lama lihat hewan-hewan. Di beberapa tempat hewan yang kurang berbahaya (karena Ayah pikir semua hewan berpotensi untuk melawan, heheheh), kita buka jendela. As always, beberapa hewan mencoba memasukkan kepalanya ke dalam mobil untuk minta wortel. Dhiyaa lebih berani dari tahun lalu. Kalau Akhyaar masih malu-malu kucing. Kalau nggak ada hewan yang mendekat, Akhyaar berdiri dan berani lihat-lihat. Kalau ada yang mendekat, Akhyaar langsung deket-deket sama Bunda. :) Setelah puas lihat hewan-hewan, giliran Ayah dan Bunda yang makan siang. Kemudian kita lanjutkan dengan foto-foto bersama gajah dan naik kereta gantung. And then it rained. Beautiful!

Keluar dari Taman Safari, Ayah iseng menawarkan Bunda untuk lihat kebun teh di Puncak. Akhyaar dan Dhiyaa tentunya sudah tidur, mungkin mereka capek. Dari Puncak keisengan berlanjut dengan terus menyetir ke Cianjur. Sampai Cianjur terus lagi sampai Bandung. Jadi deh, jam setengah tujuh malam kita sampai Bandung. Taman Safari Bandung lewat Puncak dan Cianjur bisa dibilang lama, hampir lima jam. Anyway, di Bandung kita berhenti sebentar untuk istirahat dan makan malam sama anak-anak. Dari Bandung kita memutuskan pulang karena besoknya (JUmat) kita mau jalan-jalan ke Ancol. Dari Bandung sampai Bintaro lewat tol Cipularang? Just 2.5 hours. Very nice. Alhamdulillah kali ini, walaupun sudah nyetir lama sekali, Ayah nggak ngantuk. Maybe because I was very happy. :)

To be continued.....

Saturday, March 22, 2008

Long Weekend March 2008

Long weekend kali ini kami mengunjungi (dan dikunjungi) keluarga-keluarga dekat. Akhyaar dan Dhiyaa antusias sekali sampai kadang-kadang melewatkan jam tidur siangnya. Mungkin mereka pikir siapa yang mau tidur siang kalau ada sepupu-sepupu datang dan bisa diajak main?

This is the day 1 of our long weekend. Dhiyaa dan Akhyaar bermain air pagi-pagi di rumah teman sebelah rumah. Thanks, Banyu!

Still on day 1. Dikunjungi Oom and Tante serta Maliq. Oh ya, di sini juga ada Eyang Kung and Eyang Ti, tapi nggak kelihatan di foto ini. Semua yang datang bawa oleh-oleh buat Bunda. Maklum, hari pertama ini hari Ultahnya Bunda. Tentu saja, Maliq itu yang paling kiri.

Berfoto dengan Ayah. Mirip nggak? :)

Coba-coba foto close up Dhiyaa. Hasilnya? Dhiyaa basically memang pemalu di depan kamera. Susah sekali minta Dhiyaa senyum di depan kamera. Ini salah satu contoh hasil 'terbaik'. :)

Mengunjungi Eyang Kung and Eyang Ti di workshopnya Eyang Ti. Di foto ini Akhyaar sedang dilatih balapan sama Eyang Kung. Pagi ini ketika Akhyaar dipakaikan setelah atas bawah biru Ayah langsung berpikir. Weh, keren sekali hari ini. Sangat maskulin. But by the way, kapan dan siapa yang beliin bajunya? :)


Nggak mau kalah, Dhiyaa juga berpose dengan Eyang Ti-nya, yang selalu nurut kalau Dhiyaa telepon dan minta aksesori berbau Mickey Mouse. Ya ampun!

Akhyaar lagi nge-fans berat sama yang namanya kuda-kudaan, meniru suara macan, main petak umpet dan kejar-kejaran sama kakaknya. My lovely boy! I love you!
Mohammad Hafidz S., Nyimas Dhiyaa H. dan Kemas Akhyaar H.
Hello Bunda! Shoot me. Now!
Berpose sejenak di depan rumah sebelah ke rumah Ayah dan Umi Haji.

Friday, March 21, 2008

Happy Birthday, Bunda!

Selamat ulang tahun Bunda kami tersayang, semoga Bunda selalu diberikan kesehatan, kekuatan dan kesabaran. Semoga Bunda selalu diberikan kelancaran dalam mencapai cita-cita Bunda. Semoga Bunda tambah sayang Akhyaar, Dhiyaa dan Ayah.

Semoga Bunda terhibur oleh 'Happy Birthday Song' dan lagu 'Selamat Ulang Tahun' dari Dhiyaa, plus tepuk tangan yang meriah dari Akhyaar. :)

Semoga hadiah Ayah kemarin berkesan. :)

Ayah, Dhiyaa and Akhyaar.

Video Klipnya Ayat-Ayat Cinta

Video klip dari sebuah film Indonesia yang sedang digandrungi Bunda (dan menurut gosip: 2.5 juta orang lainnya di Indonesia).

Saturday, March 15, 2008

Pulang kampung lihat......

Bulan Maret ini adalah bulan yang spesial. Bulan dimana Bunda berulang tahun dan juga bulan dimana Ayah dan Bunda menikah. Di tahun 2008 ini bulan Maret kiranya menjadi bulan yang cukup sibuk di luar perayaan-perayaan kecil (dan private tentunya :) ) untuk Ultah Bunda dan Ultah pernikahan kami. Lumayan sibuk karena di bulan maret ini kami mencoba beberapa class trial sekolah bernuansa Islam untuk playgroup-nya Dhiyaa, pasang kanopi (aha, setelah dua tahun lebih baru memutuskan pentingnya punya kanopi...amboi!!!!) dan juga melaksanakan phase 1 dari 3 phase penting proyeknya Ayah dan Bunda.

Hari ini Dhiyaa datang ke class trial di Al-Fath Serpong. Dhiyaa menunjukkan progress yang baik. Dulu, kalau masuk kelas baru, di sekolah manapun, Dhiyaa pasti nangis sejadi-jadinya, walaupun Bunda ikut ke dalam kelas. Namun seiring waktu, Dhiyaa sepertinya tambah confidence dan berani. Kemarin-kemarin Dhiyaa sudah nggak nangis tapi minta Bunda ikut temenin. Hari ini lebih baik lagi. Ketika bertemu dengan guru-guru di depan kelas, Dhiyaa langsung menyodorkan tangan untuk cium tangan. Selanjutnya Dhiyaa mau ikut Ibunda guru untuk masuk kelas dan join dengan yang lain. Wah, betapa senang dan bangganya Ayah hari ini. Setelah Dhiyaa masuk kelas, kami main di luar dengan Akhyaar. Akhyaar senang karena banyak mainan, terutama mainan kereta kayu yang bisa ditarik-tarik. :) Kami main dengan Akhyaar sampai Dhiyaa selesai dengan kegiatannya di dalam kelas.

Dari Al-Fath kita ke tempat Umi dan Ayah Haji. Di rumah kakek dan neneknya ini Dhiyaa bisa makan lebih banyak. Mungkin karena menunya beda dengan yang di rumah ya? Kalau Akhyaar? Akhyaar sampai saat ini masih dengan diet yang terkontrol. Menunya? Ikan + Sayur. Everyday? Yes.

Di Klender Dhiyaa selalu main dengan sepupunya Farrel. Pokoknya kemana Farrel pergi dia pasti ikut. Udah kayak buntut aja. Kalau Dhiyaa sibuk ikut kemana Farrel pergi, Akhyaar punya kebahagiaan sendiri dengan space yang luas buat jalan-jalan dan bermain. Space yang luas = bisa main bola sama Ayah.

As usual, kalau dari Klender jam 7:30 kita sudah siap-siap pulang supaya jam 8 bisa start dengan harapan sampai rumah sekitar jam 9. Di perjalanan pulang Akhyaar sudah tertidur sebelum kita masuk tol dalam kota. Sedangkan Dhiyaa asik bercerita kalau dia mau pulang kampung. What??? Mungkin Dhiyaa tahu istilah pulang kampung dari nanny-nya yang kadang pulang kampung. Memang sih setiap kali ada yang pulang kampung Dhiyaa selalu tanya kemana? Nanny-nya selalu jawab mau pulang kampung. Kalau Dhiyaa tanya lagi mau apa, nanny-nya jawab kalau dia pulang kampung mau lihat beberapa hal seperti sawah dan lain lain.

Nah waktu di perjalanan pulang Dhiyaa bilang mau pulang kampung, Ayah bertanya ke Dhiyaa: "Kamu mau apa pulang kampung?". Kemudian Dhiyaa menjawab: "Dhiyaa mau lihat sapi, bebek, sawah, kerbau, kodok..."

Anak-anak memang pengingat ulung dan spontan.

Friday, March 07, 2008

Aktor cilik Bunda

Mungkin kebanyakan orang tua memiliki tantangan pada saat memberikan anak kesayangannya makan. Baik itu makan pagi, siang ataupun malam. Tantangan Bunda waktu Dhiyaa masih 1 tahun adalah bahwa Dhiyaa tidak mau makan kalau nasi dan lauk dicampur. Solusinya tentu mudah. Jangan dicampur nasi dengan lauk. Biasanya Dhiyaa akan sangat appreciate (atau lebih tepatnya bisa dibilang 'dapat bekerja sama dengan sangat baik pada saat makan') apabila lauk dimakan lebih dulu.

Akhyaar lain lagi. Akhyaar bisa mengunyah lebih cepat dari Dhiyaa. Tapi tentu ada tantangan. Akhyaar sangat tidak kooperatif membuka mulut untuk suapan berikutnya. Selalu seperti itu, khususnya kalau sudah suapan-suapan terakhir. Dan Akhyaar bisa tertidur! Ya, sudah sering sekali terjadi Akhyaar tidur di akhir suapan-suapannya. Kejadian-kejadian tidur di akhir suapan ini biasanya diawali dengan kurang responsif-nya object (red: Akhyaar), mata mulai terlihat sayu, menguap dan tiba-tiba 'plek', kepalanya terkulai, mata tertutup. Tidur. Kalau Akhyaar sudah tertidur, tentu acara makan selesai dan Akhyaar dipindahkan ke tempat tidur. Namun, biasanya kurang dari lima menit Akhyaar bangun dan akan terlihat sangat segar dengan senyum lebarnya. Kemudian? Main seperti biasa!

Aktor cilik mulai beraksi

"Plek, hehehe...benar-benar aktor sejati"


Sunday, March 02, 2008

ABC, 123

A surprise on the weekend dari Dhiyaa.

Akhir minggu ini kita berempat nggak kemana-mana. Rencananya main aja di rumah, nggak ke luar Bintaro. Sabtu pagi si kakak udah pamer-pamer. Pertama kali denger Ayah nggak ngeh, tapi waktu Dhiyaa nyanyi berulang-ulang Ayah baru sadar kalau Dhiyaa sudah bisa nyanyi ABCDE... secara lengkap. Terus, makin disuruh ulang, nyanyinya makin kenceng.

Malamnya, setelah Maghrib, si Kakak lagi-lagi bikin kejutan. Kali ini Kakak Dhiyaa menghitung 1 to 10 in English. Hebat! Ayah senang sekali.

Gurunya (Bunda) senyum-senyum aja lihat muridnya beraksi.

Kalau Akhyaar?

Oh, sekarang Akhyaar sudah bisa cium Ayah, Bunda + Kakaknya, cium tangan, dadahh, bilang jatuh, panggil kakak, kiss bye. Akhyaar juga sudah mulai mau main sendiri kalau di luar. Akhyaar juga paling histeris kalau lihat laptop Ayah. Buka tutup layarnya nggak pernah cukup sekali. Kalau bangun pasti lebih dulu dari kakaknya. Akhyaar masih belajar gosok gigi. Jadinya kalau gosok gigi mesti dipegangin. Gigi Akhyaar sudah banyak. Kemarin badannya sempet panas waktu salah satu giginya tumbuh. Gigi Akhyaar besar besar kayak Ayah. Akhyaar senang sekali diajak main petak umpet dalem rumah.

Sekarang Akhyaar dan Dhiyaa lagi bobo di kamar sama Bunda. Bangunin ah!

Thursday, February 28, 2008

1 stasiun = 40,000

Hari ini Ayah memutuskan untuk pulang agak malam dari kantor karena beberapa hal yang harus dikerjakan. Singkat kata jam sudah menunjukkan pukul 7:40 malam. Berarti, tinggal 35 menit lagi sebelum kereta ekonomi terakhir ke Serpong berangkat dari Tanah Abang. Ayah sampai di stasiun Tanah Abang jam 8 kurang lima. Not bad. Masih bisa santai sedikit. Ternyata kereta ekonomi terakhir sudah nunggu di bawah. Seperti biasanya, Ayah dapet tempat duduk.

Ternyata kalau diingat-ingat lagi, bulan Februari ini Ayah jarang sekali naik kereta terakhir. Bulan Februari ini kurang lebih adalah bulan yang tidak lebih hectic dari bulan Januari dan Desember (tahun kemarin). Bulan Februari ini Ayah jarang banget pulang malam.

Ayah duduk di dekat pintu. Ada bapak-bapak duduk di sebelah sambil merokok. Oh, please..... Hari gini di tempat umum masih merokok? Oke, maunya sih komplain lebih banyak. But this is not the story.

Nggak tahu kenapa (mungkin juga karena angin sepoi2 karena duduk dekat pintu), Ayah jadi ngantuk. Nggak lama setelah jalan dari stasiun Tanah Abang Ayah sudah tidur (hehehe, habis ingetnya ya itu). Ayah terbangun ketika ada suara khas stasiun. Pas mata dibuka, yang kelihatan adalah "Sudimara", stasiun dimana Ayah harus turun. Tapi kereta sudah jalan cepat. Ya ampun!!!! Stasiun-nya udah kelewat!

Nggak ada pilihan selain nunggu kereta sampai ke stasiun berikutnya. Rawa Buntu. Perjalanan kereta dari Sudimara ke Rawa Buntu sangat gelap (maklum, sudah hampir jam 9 malam). Sampai di Rawa Buntu nggak ada angkot or what so ever. Yang ada hanya banyak tukang ojek. Yang kurang menguntungkannya lagi (red: Sialnya lagi), kebanyakan tukang ojek nggak berani anter Ayah pulang ke Bintaro. Katanya: "Wah, saya nggak berani Pak". Cuma ada 2 orang. Dua-duanya kasih tariff 40 ribu. (cek compet): Ah, untung masih ada uang. :) Akhirnya jadi deh pulang naik ojek pakai tariff 40 ribu.

Pantes aja banyak tukang ojek nggak berani. Jalanannya kebanyakan masih tanah dan nggak ada lampu serta rumah. Cuma kebun-kebun dengan banyak pohon bambu.

Dan ternyata Ayah ingat sesuatu! ini adalah malem Jumat!

Si tukang ojek diem aja di depan. Terbayang-bayang film horor, Ayah berharap bahwa ini bukan tukang ojek jadi jadian. Hahahaha. Hari gini? Daripada bengong, Ayah coba lihat ponsel, ternyata masih ada sinyal. Mending telpon anak-anak di rumah. Yang angkat Bunda. Tapi Dhiyaa langsung take over. Dhiyaa mau bicara langsung dengan papi tercintanya ini. (wihhh senengnya). Kita (Dhiyaa dan Akhyaar di rumah -- Dan Ayah masih dalam kegelapan kebun yang nggak jelas itu) ngobrol ngalor ngidul dari soal naik sepeda, buku Bening sampai minum susu. Sebelum udahan ngobrolnya, Akhyaar sudah bisa "dadahhh dadaahhhh". Membayangkan mata lucunya itu, jadi tambah pengen cepet pulang

Akhirnya sampai di rumah. Ternyata kedua ananda dan istriku tercinta masih melek semua. Jadi sempet main-main lagi deh sebelum anak-anak berangkat bobo.

What a day!



Oh. Pagi tadi pada saat Dhiyaa bangun, Bunda menawarkan Dhiyaa untuk main sepeda ke luar. Apa katanya kemudian? Kata Dhiyaa seperti ini: "Tapi Dhiyaa belum mandi, Bunda".

:)




oh ya.