Lilypie 2nd Birthday Ticker
Lilypie 1st Birthday Ticker

Thursday, February 28, 2008

1 stasiun = 40,000

Hari ini Ayah memutuskan untuk pulang agak malam dari kantor karena beberapa hal yang harus dikerjakan. Singkat kata jam sudah menunjukkan pukul 7:40 malam. Berarti, tinggal 35 menit lagi sebelum kereta ekonomi terakhir ke Serpong berangkat dari Tanah Abang. Ayah sampai di stasiun Tanah Abang jam 8 kurang lima. Not bad. Masih bisa santai sedikit. Ternyata kereta ekonomi terakhir sudah nunggu di bawah. Seperti biasanya, Ayah dapet tempat duduk.

Ternyata kalau diingat-ingat lagi, bulan Februari ini Ayah jarang sekali naik kereta terakhir. Bulan Februari ini kurang lebih adalah bulan yang tidak lebih hectic dari bulan Januari dan Desember (tahun kemarin). Bulan Februari ini Ayah jarang banget pulang malam.

Ayah duduk di dekat pintu. Ada bapak-bapak duduk di sebelah sambil merokok. Oh, please..... Hari gini di tempat umum masih merokok? Oke, maunya sih komplain lebih banyak. But this is not the story.

Nggak tahu kenapa (mungkin juga karena angin sepoi2 karena duduk dekat pintu), Ayah jadi ngantuk. Nggak lama setelah jalan dari stasiun Tanah Abang Ayah sudah tidur (hehehe, habis ingetnya ya itu). Ayah terbangun ketika ada suara khas stasiun. Pas mata dibuka, yang kelihatan adalah "Sudimara", stasiun dimana Ayah harus turun. Tapi kereta sudah jalan cepat. Ya ampun!!!! Stasiun-nya udah kelewat!

Nggak ada pilihan selain nunggu kereta sampai ke stasiun berikutnya. Rawa Buntu. Perjalanan kereta dari Sudimara ke Rawa Buntu sangat gelap (maklum, sudah hampir jam 9 malam). Sampai di Rawa Buntu nggak ada angkot or what so ever. Yang ada hanya banyak tukang ojek. Yang kurang menguntungkannya lagi (red: Sialnya lagi), kebanyakan tukang ojek nggak berani anter Ayah pulang ke Bintaro. Katanya: "Wah, saya nggak berani Pak". Cuma ada 2 orang. Dua-duanya kasih tariff 40 ribu. (cek compet): Ah, untung masih ada uang. :) Akhirnya jadi deh pulang naik ojek pakai tariff 40 ribu.

Pantes aja banyak tukang ojek nggak berani. Jalanannya kebanyakan masih tanah dan nggak ada lampu serta rumah. Cuma kebun-kebun dengan banyak pohon bambu.

Dan ternyata Ayah ingat sesuatu! ini adalah malem Jumat!

Si tukang ojek diem aja di depan. Terbayang-bayang film horor, Ayah berharap bahwa ini bukan tukang ojek jadi jadian. Hahahaha. Hari gini? Daripada bengong, Ayah coba lihat ponsel, ternyata masih ada sinyal. Mending telpon anak-anak di rumah. Yang angkat Bunda. Tapi Dhiyaa langsung take over. Dhiyaa mau bicara langsung dengan papi tercintanya ini. (wihhh senengnya). Kita (Dhiyaa dan Akhyaar di rumah -- Dan Ayah masih dalam kegelapan kebun yang nggak jelas itu) ngobrol ngalor ngidul dari soal naik sepeda, buku Bening sampai minum susu. Sebelum udahan ngobrolnya, Akhyaar sudah bisa "dadahhh dadaahhhh". Membayangkan mata lucunya itu, jadi tambah pengen cepet pulang

Akhirnya sampai di rumah. Ternyata kedua ananda dan istriku tercinta masih melek semua. Jadi sempet main-main lagi deh sebelum anak-anak berangkat bobo.

What a day!



Oh. Pagi tadi pada saat Dhiyaa bangun, Bunda menawarkan Dhiyaa untuk main sepeda ke luar. Apa katanya kemudian? Kata Dhiyaa seperti ini: "Tapi Dhiyaa belum mandi, Bunda".

:)




oh ya.

Story of February 2008



Awal bulan Februari ini Ayah Bunda Dhiyaa dan Akhyaar seperti biasanya main ketempat Umi Haji di Klender. Hari itu mereka berdua kompak pakai baju jins monyet lungsuran dari kakak sepupunya yang masih kelihatan seperti baru. Waktu lagi asyik main, terdengar suara permainan anak2 yang biasanya kita sebut odong-odong. Sebelumnya di rumah Dhiyaa tidak berani naik odong2 sementara Akhyaar sebaliknya malah gak mau diturunin kalau sudah naik odong2 nich. Gak tau dari mana pas hari itu di Klender, keberanian Dhiyaa untuk naik odong2 datang. Jadi dech sehari itu mereka naik odong2 2x (pagi dan sore) yang masing2nya 5 lagu. Itu pun berhenti karena aki odong2nya abis.

Tanggal 16 Februari pas ulang tahun om Arie, Dhiyaa dan Akhyaar main ke Taman Royal. Juga sekaligus nengok ade Malik. Awalnya mereka bertiga masih diam-diaman dan malu-malu, tapi lama-lama malah malu-maluin, hehehe. Ternyata ade Malik juga senang diphoto sama kaya Akhyaar.








Nach kalau yang satu ini diphoto sama Ayah waktu ade Malik mau nyium Dhiyaa. Hehehe, Dhiyaa tampangnya lucu banget...antara malu sama ngantuk karena waktu photo ini diambil juga pas udah malam.





Saturday, February 16, 2008

Me, Bunda and the kids.

It’s almost 12:30 -- Saturday, I’m at my office (working, of course) and just about to be ready to pack my things before a friend’ message just popped up in my window. Somehow the hello discussion led to a blog discussion which then I just came to remember that: Hey, what is happening to my Hamims’ blog?

Good to know that the blog is still there. Apparently Bunda is adding few new posts. What a long break since I posted mine back in mid 2007. Kemana aja ya? What happened?

Life is so dynamic and I consider myself as a dynamic person. Back in mid 2007, I decided to pursue another challenge in a new company. Larger team, broader responsibility, new technology areas and also brand new stakeholders. And Allah is just very generous. I have spent the last 7 months of handling a very good skillful and responsive team. Lots of works, a very challenging works. And it take huge amount of adaptations. Feel very blessed about the whole this.

And what has been happening with my family is even a greater bless for me. Both Dhiyaa and Akhyaar are growing very well. Dhiyaa loves Akhyaar so much. Dhiyaa is a caring sister. She exchanges toys with Akhyaar and they both love to play together. The two also enjoys playing in a water pool.

Dhiyaa is becoming more talkative. Her collections of words are increasing. She remembers things very well. One day (on Wednesday), Bunda informs Dhiyaa that her uncle is having birthday on Saturday. Bunda told Dhiyaa that they will be going to uncle’ house by car and might need to buy a cake in between. On Friday, Bunda again ask her whether we wants to come to her uncle birthday. She said: “Yes of course, Uncle Arie is having birthday and we will be going there by car. And please don’t forget to buy the cake, Bunda”.  Dhiyaa, since her brother was born, knows exactly which toys belong to her and which ones belong to her brother. So sometimes when her brother wants to play with her toys, she quickly grab a toy (belong to her brother), and give it to him. 

Akhyaar is now walking, started on just a week after his first birthday. Akhyaar loves to play outside with his small car, pushing it all around the house area like a trolley.  He smiles to everyone and more loud than the sister. He likes water a lot. Never let the backdoor to the service area open. Otherwise he will walk there, grab everything he like and after that play with the water.  He knows how to clap hands, shake hands, give me 5 and many others. Akhyaar likes to look at books, too. And when we read him a story, he is paying a full attention.  He likes to play with Dhiyaa. And chasing cats, too.  When I call home, not only Dhiyaa is talking but Akhyaar is now start to talk and scream on the phone.

And now, after Akhyaar is walking, we are planning for his first trip to Taman Safari. We hope he’s gonna like it. And after that, we are planning to go for a 4 days holiday. Maybe in Bali.  It’s been 3 years since Ayah and Bunda last visit there. And next we will be coming with our children, our very first holiday off Java island.

Things are going very well. Alhamdulillah.


Ayah.